Unggul dalam Mutu Berdaya Kompetitif

Unggul dalam Mutu Berdaya Kompetitif
LOGO KSC

Sabtu, 26 Februari 2011

Miftahuddin : Proposal PTK


A.    Judul :
“UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI METODE RESITASI PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS PADA KELAS VIII DI MTS NURUL HUDA MANGKANG KULON SEMARANG”
B.     Latar Belakang Masalah
Kelas merupakan wahana paling dominan bagi terselenggaranya proses pembelajaran bagi anak-anak sekolah. Kedudukan kelas yang begitu penting mengisyaratkan bahwa tenaga kependidikan yang profesional yang dikehendaki, terutama guru harus profesional dalam mengelola kelas bagi terselenggaranya proses pendidikan dan pembelajaran yang efektif dan efisien.
Semangat mempelajari Al-Qur’an sesuai dengan tuntutan islam, dalam perkembangan dekade ini Nampak semakin surut. Hal ini salah satunya disebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang melaju dengan cepat, yang cenderung tak terkendali, bahkan hampir-hampir tak mampu dielakkan oleh dunia pendidikan, maka lembaga pendidikan dituntut untuk berbenah diri agar lebih berkualitas. Baik dari segi kegiatan belajar mengajar yang meliputi dari lingkup formal, nonformal dan informal. Yang tentunya membutuhkan metode-metode yang tepat dan sesuai dengan latar belakang dengan peserta didik.
Guru yang sebagai fasilitator dan motifator hendaknya memperhatikan perbedaan individual anak didik baik dari aspek biologis, intelektual, dan psikologis kerangka berpikir demikian dimaksudkan agar guru mudah dalam melakukan pendekatan pada anak didik secara individual, yang memungkinkan kemudahan dalam tercapainya proses belajar mengajar. Agar dalam penggunaan metode dapat dengan tepat, penggunaan metode ini seorang guru tidak harus terpaku pada satu metode saja, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan, tetapi menarik perhatian anak didik. Salah satu metode diantaranya adalah metode resitasi (penugasan)[1] metode ini digunakan manakala waktu sedikit namun materi masih banyak, artinya banyak bahan yang tersedia dengan waktu yang kurang seimbang, dengan demikian peserta didik dituntut untuk belajar sendiri sehingga motivasi belajar peserta didik dapat tumbuh dengan sendirinya. 
Kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di dalam kelas merupakan inti kegiatan dalam pendidikan, segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar. Karena guru hanya sebagai motivator yaitu agar supaya dapat menumbuhkan motivasi peserta didik dan fasilitator untuk menjadi perantara atau yang memfasilitasi, dan dapat mamahami anak didik menyangkut kegiatan fisik maupun mental aktifitas anak didik bukan hanya secara individual, tetapi juga dalam kelompok sosial. Aktivitas anak didik dalam kelompok sosial akan membuahkan interaksi dalam kelompok, interaksi dikatakan maksimal bila interaksi itu terjadi antara guru dengan semua anak didik, antara anak didik dengan guru, dan antara anak didik dengan anak didik.
Motivasi dalam hal ini menjadi penting untuk di bahas. Bukan saja tema tersebut dilakukan penelitian sebagai tindak lanjut, akan tetapi pembahasan motivasi lebih mengarahkan bagaimana teknik-teknik memberikan pengajaran peserta didik secara tidak langsung.
C.    Rumusan Masalah
Permasalahan merupakan penjabaran dari tema sentral masalah menjadi beberapa sub-masalah yang spesifik, yang dirumuskan berupa  kalimat tanya.
1. Apakah metode resitasi mampu menumbuhkan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits kelas VIII di MTs Nurul Huda Mangkang Kulon?
2. Dapatkah metode resitasi dapat peningkatan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits kelas VIII di MTs Nurul Huda Mangkang Kulon Semarang?
D.    Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan usaha dalam memecahkan masalah yang disebutkan dalam perumusan masalah. Karena itu tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1.      Untuk meningkatkatkan motivasi belajar peserta didik dalam rangka pembelajaran Al-Qur’an Hadits.
2.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya menurunnya motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran Al-Qur’an Hadits.
 Adapun manfaat penelitian dapat ditinjau dari dua aspek
1.      Secara teoritis, tulisan ini diharapkan dapat menambah khazanah penelitian pendidikan, khususnya yang berhubungan dengan motivasi.
2.      Secara praktis, dapat diterapkan dalam kehidupan siswa.
E.     Kerangka
1.      Kajian teori
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits yang dilaksanakan di MTs Nurul Huda Mangkang Kulon, khususnya dalam menyajikan hal-hal yang berhubungan dengan teks Al-Qur’an masih sulit dipahami oleh peserta didik. Hal ini disebabkan oleh belum ditemukannya metode yang efektif dan efisien sebagai pendukung pembelajaran sehingga berakibat penjelasan pendidik lebih optimal. Pembelajaran pada sekolah tersebut masih menggunakan metjuga hanya menggunakan metode ceramah sehingga peserta didik yang kurang memahami materi semakin jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran.
Materi pembelajaran Al-Qur’an Hadits sebenarnya sebagian besar berkaitan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik karena materi yang diajarkan tersebut merupakan implementasi dari kehidupan peserta didik sendiri. Demikian, fungsi guru adalah menghubungkan pengalaman peserta didik dengan materi yang diajarkan. Oleh karena itu, dengan penggunaan metode resitasi dapat mengarahkan dan mengajarkan peserta didik untuk lebih berfikir nyata, sehingga akan membantu peserta didik dalam memahami materi.
Menurut Abraham H. Maslow menggunakan teori motivasi dengan pendekatan kebutuhan yaitu :
1.   Kebutuhan bahan fisik (rasa lapar dan haus).
2.   Kebutuhan rasa aman.
3.   Kebutuhan sosial.
4.   Kebutuhan penghargaan.
5. Kebutuhan untuk mewujudkan diri (mengembangkan dan mengungkapkan   potensi diri termasuk pendidikan).[2]
Dalam penelitian ini, peneliti akan berusaha meneliti ranah motivasi dari para peserta didik dengan model resitasi yang peneliti berikan dalam setiap akhir pembelajaran. Oleh karena itu  peneliti akan meneliti satu kelas sebagai kelas eksperimen. Sebelum memberikan perlakuan sampel terlebih dahulu diberikan pre-test untuk mengetahui kemampuan dasarnya.
2.      Hipotesis
Hipotesa merupakan pernyataan yang masih lemah kebenarannya. Menurut Winarno Surahmad, hipotesa atau perumusan jawaban sementara terhadap suatu soal yang dimaksudkan sebagai putusan sementara dalam penelitian untuk mencari jawaban kesempatan yang ada. [3]
Demikian pula hipotesa itu merupakan kesimpulan yang bersifat sementara, sehingga adakalanya hipotesa itu benar adakalanya salah. Berangkat dari permasalahan yang penulis kemukakan serta dalam rangka mengarahkan penilaiannya ini, maka penulis mengajukan hipotesa sebagai berikut : “Ada pengaruh yang signifikan antara metode resitasi terhadp motivasi belajar peserta didik kelas VIII  pada MTs Nurul Huda Mangkang Kulon”.
Dari hipotesa diatas dapat dikembangkan lebih jauh sebagai berikut : “Semakin tinggi peserta didik dalam mendapat tugas (resitasi), maka semakin tinggi pula tingkat motivasi belajar peserta didik”.
F.     Metode dan Prosedur Penelitian
1.      Subyek Penelitian
Untuk melakukan penelitian ini, subyek yang dikaji adalah siswa kelas VIII MTs Nurul Huda Mangkang Kulon dengan jumlah siswa 32 orang yang terdiri atas  18 orang siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Jumlah tersebut sebagian besar mendapatkan masalah tentang motivasi belajarnya. Hal ini dapat diketahui ketika berangkat pagi setiap harinya sekitar 4-6 anak mesti dating terlambat dan orangnya pun selalu berganti-ganti. Untuk mengatas hal ini perlu dilaksanakan sebuah metode yang sesuai dengan karakteristik siswa. Metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar peserta didik.[4] Dalam hal ini, metode yang peneliti pilih adalah metode resitasi dengan subyek penelitian yang sdah dijelaskan.
2.      Variabel Penelitian
a)      Masalah : Hasil belajar mata pelajaran Al-Qur’an Hadits kelas VIII di MTs Nurul Huda Mangkang Kulon.
b)      Tindakan : Metode Resitasi
3.      Waktu Penelitian
Penelitian ini diadakan selama 27 hari terhitung mulai izin penelitian secara lisan dan tertulis dengan surat rekomendasi dari IAIN Walisongo Semarang. Sedangkan pelaksanaan penelitian atau pengumpulan data mulai tanggal 3 Janurai 2011 sampai dengan 30 januari 2011. yang terdiri dari pra siklus yakni
4.      Siklus
Dalam penelitian ini, persiapan yang peneliti lakukan mencakup pelaksanaan tindakan dengan berbagai tahapan tindakan sebagaimana dalam skenario pembelajaran. Peneliti akan melakukan hal-hal sebagai berikut:
a.       Perencanaan
1)      Peneliti melakukan observasi secara langsung terhada para siswa kelas VIII supaya bias diidentifikasi dan dianalisis akar penyebab masalah mengapa hasil belajar belajar kelas tersebut menurun.
2)      Peneliti bersama guru Al-Qur’an Hadits akan menentukan tindakan apa yang akan digunakan untuk mengatasi masalah di atas.
3)      Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
4)      Peneliti membuat Lembar Observasi Siswa (LOS)
5)      Penyusunan instrumen.
 Instrumen ialah alat bantu yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian. Instrumen yang digunakan adalah soal-soal yang dibuat peneliti sendiri. Langkah-langkah penyusunan instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a)      Menentukan materi pelajaran Al-Qur’an Hadits.
b)      Menyusun kisi-kisi soal.
c)      Menyusun soal sesuai dengan kisi-kisi yang telah ditentukan, yaitu sejumlah 20 soal untuk tiap siklus.
b.      Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan ini mencakup pra siklus, siklus I, siklus II, siklus III. Adapun langkah –langkah Metode resitasi adalah sebagai berikut: Langkah-langkah perencanaan dan persiapan yang perlu ditempuh agar metode resitasi dapat dilaksanakan dengan baik adalah:
a.       Perencanaan
Hal yang dilakukan adalah:
1)      Menetapkan materi pelajaran yang akan dijadikan resitasi dan diusahakan setiap siswa belum menguasainya
2)      Merumuskan tujuan yang jelas setelah dialkukannya metode resitasi ini.
3)      Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah resitasi yang akan dilaksanakan.
4)      Materi resitasi harus konsisten dengan apa yang dilakukan siswa di kelas.
5)      Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan selama menggunakan metode tersebut.
6)      Ketika resitasi sudah dilaksanakan, guru harus:
ü  Keterangan di dengar jelas oleh siswa.
ü  Semua materi resitasi ditempatkan pada posisi yang baik sehingga setiap siswa dapat melihat.
ü  Para siswa disarankan membuat catatan yang dianggap perlu.
ü  Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan siswa.
b.      Pelaksanaan
Hal-hal yang perlu dilakukan adalah:
1)      Menyiapkan resitasi ketika pelajaran mau berakhir
2)      Di usahakan resitasi dapat menarik perhatian peserta didik.
3)      Mengingat pokok-pokok materi yang akan diresitasi agar mencapai tujuan pembelajaran.
4)      Memperhatikan keadaan siswa, apakah semuanya mengikuti resitasi dengan baik.
5)      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif memikirkan lebih lanjut tentang apa yang dilihat dan didengarnya dalam bentuk mengajukan pertanyaan.
6)      Menghindari ketegangan, oleh karena itu guru hendaknya selalu menciptakan suasana yang harmonis.
c.       Evaluasi
Sebagai tindak lanjut setelah diadakannya resitasi kadangkala diremehkan oleh siswa. Evaluasi harus dilaksanakan secaa efektif sesuai dengan apa yang sudah direncanakan.[5] Oleh karena itu supaya hal ini tidak terjadi maka guru harus menggunakan reward supaya resitasi tersebut lekas di kerjakan.
c.       Observasi
Sebelumnya, peneliti bersama guru Peneliti bersama guru melakukan observasi proses pembelajaran yang sudah berlangsung, kemudian peneliti pada akhir pembelajaran melakukan resitasi sesuai dengan apa yang sudah direncanakan.
Adapun alat yang digunakan untuk observasi adalah cek list yang berupa:
Nama
Motivasi
Keaktifan dalam proses pembelajaran
Nilai Ujian Praktek
( - )
Standar
(+)
Roni S
rendah
rendah

Santi
rendah
sedang

Diva
sedang
sedang

Jojon
rendah
Rendah

Dayat
Rendah
sedang


d.      Refleksi
1)      Pra Siklus: Dalam pelaksanaan pra siklus proses pembelajaran guru masih menggunakan metode ceramah
2)      Siklus I.
Dalam penelitian tindakan (action research) tiap siklusnya terdiri dari :
a)      Perencanaan
Dalam tahap ini penelitian bersama-sama dengan guru
-          Merencanakan permasalahan apa yang akan diteliti
-          Merencanakan model atau metode apa yang akan diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.
-          Membuat RPP
-          Membuat LOS (lembar observasi siswa)
b)      Pelaksanaan
-          Guru menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario dan LOS.
-          Dalam LOS guru harus sudah mempunyai gambaran tindakan apa yang efektif dalam mengatasi masalah yang dihadapi.
c)      Observasi
Peneliti bersama guru melakukan observasi saat berlangsungnya proses pembelajaran.
d)     Refleksi
-          Peneliti bersama guru melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan.
-          Peneliti bersama guru PAI membahas hasil evaluasi yang telah dilakukan, serta merencanakan perbaikan yang akan digunakan pada siklus II.
3)      Siklus II : Disusun berdasarkan atas perbaikan Siklus I
a)Perencanaan
Dari hasil evaluasi pada tindakan siklus I, peneliti bersama guru merencanakan kembali tindakan yang akan dilakukan pada siklus ini.
b)      Pelaksanaan
-          Guru menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario dan LOS.
c)Observasi
Peneliti bersama guru melakukan observasi saat berlangsungnya proses pembelajaran.
d)     Refleksi
-          Peneliti bersama guru melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan.
-          Peneliti bersama guru Al-Qur’an Hadits membahas hasil evaluasi yang telah dilakukan, serta merencanakan perbaikan yang akan digunakan pada siklus III
4)      Siklus III: Disusun berdasarkan atas perbaikan Siklus II
a)      Perencanaan
Dari hasil evaluasi pada tindakan siklus II, peneliti bersama guru merencanakan kembali tindakan yang akan dilakukan pada siklus ini.
b)      Pelaksanaan
-          Guru menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario dan LOS.
c)      Observasi
Peneliti bersama guru melakukan observasi saat berlangsungnya proses pembelajaran.
d)     Refleksi
-          Peneliti bersama guru melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan.
-          Membahas hasil evaluasi pada siklus ini, bila hasilnya memuaskan maka penelitian dapat dihentikan.
5.      Indikasi Pencapaian
ü  Dapat menunjukkan indikasi-indikasi peningkatan motivasi
ü  Motivasi siswa dapat naik dari hari-hari sebelumnya.
ü  Motivasi siswa meningkat 50%.
ü  Keaktifan saat proses pembelajaran siswa meningkat 60%
ü  Hasil belajar siswa meningkat dengan rata-rata 70% dengan ketuntasan 85%


Daftar Pustaka

Arief, Armai,  Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers,
2002
Darminto,  W.J.S. Purwo, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1993.
Maslow, Abraham H. Motivasi dan Kepribadian, Teori Motivasi Dengan Pendekatan Hirarki Kebutuhan Manusia.  (Terj) Nurul Iman, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya Offsed, 1993, hlm. 5.
Surahmat, Winarno, Dasar dan Metode Teknik Research, Bandung : Penerbit Tarsito, 1983.
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995


[1] W.J.S. Purwo Darminto,  Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1993), hal. 665. 

[2]Abraham H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian, Teori Motivasi Dengan Pendekatan Hirarki Kebutuhan Manusia.  (Terj) Nurul Iman, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya Offsed, 1993, hlm. 5.
[3] Winarno Surahmat, Dasar dan Metode Teknik Research, (Bandung : Penerbit Tarsito, 1983, hlm. 541.
[4] Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995), hlm. 76
[5] Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,
2002), hlm.192-195.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar