Unggul dalam Mutu Berdaya Kompetitif

Unggul dalam Mutu Berdaya Kompetitif
LOGO KSC

Sabtu, 19 Februari 2011

Kata pengantar buku Kado Tunangan Sebelum Pernikahan (KTSP)


Menurut hukum qur’ani, Allah telah menciptakan manusia berpasang-pasangan supaya muncul suatu ketenangan, kesenangan, ketentraman, kedamaian, dan kebahagiaan. Hal ini menyebabkan setiap laki-laki dan perempuan mendambakan pasangan hidup yang ideal menurut mereka. Pernikahan merupakan sunnah dari Rasul, Islam mensyariatkan dijalinnya pertemuan antara laki-laki dan perempuan, selanjutnya mengarahkan pertemuan tersebut sehingga terlaksananya suatu pernikahan. Pernikahan ditinjau dari dzatnya merupakan sebuah ritual yang disyariatkan dan sangat ditekankan untuk dijalani pada hak setiap orang yang memiliki syahwat dan mampu untuk melangsungkannya.
Menikah merupakan saat yang penting bagi siklus kehidupan manusia.
Seperti halnya sebuah baju, pernikahan mempunyai tren mode yang terus berubah. Pada masa lalu orang mengenal kisah Siti Nurbaya suatu penggambaran perjodohan yang umum dilakukan. Tetapi sekarang, mungkin orang akan mencibir jika ada orang tua yang menjodohkan anak-anaknya karena sekarang tren telah berubah. Remaja sekarang umumnya melalui masa pacaran terlebih dahulu sebelum memasuki jenjang pernikahan.
Ada beberapa hal yang membuat perjodohan menjadi tidak populer lagi. Konsep menikahi seseorang yang tidak (belum) kita cintai bahkan asing adalah sesuatu yang sulit diterima sebagian besar orang sekarang ini, tetapi ada pendapat yang menentang dengan alasan cinta bisa tumbuh karena terbiasa. Pernikahan atas dasar cinta pun belum tentu sukses karena cinta bisa mati seiring dengan waktu, walaupun di awal pernikahan begitu menggebu-gebu. Di sisi lain, orang bisa beralasan bahwa sifat dan visi bisa berubah sepanjang hidup sehingga yang terpenting adalah berdasarkan pada iman yang sama.
Perbedaan yang menyelimuti kita belum tentu bertemu dengan pasangan kita. Terlebih mengenai watak, budaya, dan adat kebiasaan. Semestinya kedua pasangan mempunyai style tersendiri dan sangat sulit untuk dipadukan diantara keduanya. Namun, pada buku ini mengajak untuk tidak memperbedakan perbedaan itu sendiri. Bukan bagaimana perbedaan tersebut harus dikelola, melainkan perbedaan adalah rahmat bagi bagi kedua pasangan. Jika tidak ada perbedaan, maka dipastikan sebuah hubungan akan monoton dan kaku.
Berbagai masalah tentu akan muncul satu persatu jika langkah kita terus melangkah, apalagi menuju ke sebuah hubungan secara resmi. Permasalahan yang tak kian terselesaikan akan menjadi konflik yang berpotensi untuk meleburkan dalam-dalam jalinan kasih yang selama ini terbangun. Jika tidak dihadapi, maka janganlah Anda untuk berani melangkah.
Buku ini di susun karena kegelisahan penulis akan berbagai masalah di atas. Bagaimana wujud masalah-masalah tersebut akan penulis kembangkan secara ringkas dan praktis dalam buku ini. Selain bertujuan sebagai kado tunangan, buku ini juga menjadi jawaban kegelisahan penulis yang dibingkai dengan harapan do’a semoga tunangan yang akan penulis lakukan insyaallah tanggal 6 Februari nanti akan berjalan dengan lancar. Penulis benar-benar mengharapkan berbagai masalah yang di maksud di atas akan terjawab dengan point-point berupa solusi untuk mengatasinya.
Tidak lain buku ini sebagai kado tunangan  kepada dinda Kurnia Fridaniati yang selama ini penulis harap-harapkan cinta dan kasih sayangnya untuk selalu mengalir. Sebagai bentuk keseriusan, buku ini tersusun meskipun kesibukan penulis sendiri tidak lah sedikit untuk tetap optimal menggarapnya. Setiap malam penulis sempatkan untuk menambatkan tulisan dan sesekali mencoba untuk meraba kehidupan masa depan, kadang bahkan sampai larut malam dan kadang juga pun tidak tidur hanya untuk menyelesaikan buku ini.
Bukan hal yang mudah jika buku ini sebagai peraba kehidupan masa depan kami yang penuh akan lika liku. Namun, betapapun sulitnya dan bagaimanapun problematikanya, penulis harapkan dengan adanya ketabahan, kesabaran, ketekunan, dan tentunya kedisiplinan tentunya tidaklah mustahil buku ini akan banyak manfaatnya. Besar harapan saya untuk mencurahkan keluh kesah dalam masa penantian ini sampai datangnya masa tunangan nanti.
Untuk menyambut masa tunangan nanti, mungkin alangkah baiknya puisi di bawah ini ikut mengiringi dalam prosesi acaranya. Puisi yang hanya tercipta untuk dirimu semata………………

Kini saat yang terindah, kita berdua
Tuhan satukan kita dalam kasihNya yang indah
Kini kita t’lah berjanji dihadapanNya
Memasuki mahligai cinta atas kasihNya.
Indah, indahnya hidup ini
Cinta, yang Tuhan berikan pada kita berdua
Indah, indahnya hidup ini
Bersama Tuhan selalu menggapai hari esok.
Kehidupanku, kehidupan kita berdua
Bersandar padaNya.
Masa penulisan buku ini, sebenarnya saya juga sedang melakukan penulisan skripsi. Penelitian tentang tipologi pesantren di Kudus yang saya lakukan pun cukup menguras pikiran untuk terus dan tetap memaksa harus dikerjakan. Namun, hal itu sekali lagi tidak memadamkan semangat saya untuk menyelesaikan buku ini karena besarnya harapan akan masa tunangan yang tertuang di dalamnya.
Di samping itu, saya juga disibukkan untuk mengembangkan lembaga bimbingan belajar yang saya kelola. Apalagi saat ini masih dalam tahap sosialisasi dan pemenuhan sarana dan prasaranya. Butuh banyak dukungan, baik materi maupun non-materi untuk mengembangkannya. Oleh karena itu, saya mengucapkan banyak terimakasih kepada dinda Nia karena selama ini sudah menguras keringat demi semua aktifitas yang saya lakukan. Dengan rasa syukur, buku ini hanya saya persembahkan kepada kamu semata.
Untuk terselesainya buku ini, tentu banyak pihak yang membantunya. Oleh karena itu, rasa terima kasih saya sampaikan sedalam-dalamnya kepada dinda Kurnia Fridaniati, maaf sengaja saya tidak memberitahu perihal penulisan buku ini karena saya berniat untuk memberikan surprise. Bapak ibu keluarga Semarang, bapak Muhri Yusuf dan Ibu Sofiyatun yang selama ini telah memberikan kesempatan selebar-lebarnya kepada saya untuk meresmikan hubungan. Kepada adik-adik, Nita Nila Sari dan Dzirwatussa’adah yang telah memberikan motivasi.
Juga ucapan terimakasih saya sanjungan kepada keluarga Kudus, Bapak Nur Azis dan Ibu Lisa Farida Soraya yang tak henti-hentinya selalu mendorong penulis untuk terus berkarya dan menjadi yang terbaik. Kepada Mala dan Nanda yang penulis anggap sudah sebagai adik sendiri, semoga kalian menjadi yang terbaik dan sukses sekolahnya.
Tak lupa juga kepada Om Heri dan Tante Eli yang telah menyempatkan waktunya untuk mengurus perihal tata rias ugo rampai yang akan saya bawa tanggal 6 Februari nanti, saya ucapkan banyak-banyak terima kasih. Kepada kawan Quthfi Mu’arif juga saya sampaikan  terima kasih karena sudah mengerahkan daya kreasi dan ciptanya melay out buku ini sampai kelar.  Juga kepada pihak De MAESTRO PRESS pimpinan mas Bahrul Ulum yang bersedia menerbitkan buku ini meskipun masih banyak kekurangannya. Kepada semuanya, sekali lagi saya ucapkan  Jazakumullah Khoirol Jaza’.
Akhirnya, besar harapan saya semoga buku ini bermanfaat bagi para pembaca, terutama bagi Anda yang sedang dan mau mendekati masi tunangan maupun pernikahan. Semoga masa-masa penantian tersebut menjadi acara sakral yang mencerminkan kehidupan kelak di masa depan. Dan saya pribadi juga berharap besar buku ini dapat dijadikan sebagai bekal untuk pernikahan.


Semarang, 27 Januari 2011
Penulis,


Miftahuddin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar