Unggul dalam Mutu Berdaya Kompetitif

Unggul dalam Mutu Berdaya Kompetitif
LOGO KSC

Sabtu, 19 Februari 2011

Hal-hal yang harus dihindari dalam KTSP


“Ada pepatah bilang, hidup itu hanyalah ibarat mampir ke warung untuk menghilangkan dahaga.
Jika demikian, mengubah racun menjadi madu, pahit menjadi manis
 ibarat menyeduh kopi dalam air panas= mudah-mudah saja”
Miftah  El-Yashfie

Ada sebuah obrolan menarik yang sempat saya dengar dari seorang ayah dan anak. Sebut saja namanya X (ayah) dan Y (anak). Suatu ketika mereka menaiki kereta api dari jurusan Semarang-Jakarta. Kurang lebih selama 10 jam bila ditempuh dengan jalur kereta api dengan berpuluh-puluh kali berhenti. Saya, duduk tepat dibelakang mereka. Sesekali mendengar obrolan singkat, kurang lebih seperti ini saat 2 jam perjalanan, Y bertanya kepada X :
Y : Yah, kapan kita akan sampai ketempat tujuan kita, Aku sudah lelah, capek, pusing lagi?
X : Nak, coba kamu lihat tikungan didepan sana!!! coba kamu pikirkan bahwa tujuan sementara kamu adalah sampai sana.
Y : Lho kenapa? kok hanya sampai sana? kan tujuan kita masih jauh.
X : Memang tujuan kita masih jauh, tapi jika kita memecah-mecahkan jarak tujuan kita dengan langkah kecil terlebih dahulu, maka akan terasa lebih dekat dibandingkan kita memikirkan tujuan akhir kita. Fokuslah pada langkah/tujuan pertama kita. Setelah itu barulah kita memikirkan langkah/tujuan kita selanjutnya.
Sebuah obrolan yang singkat, tapi mempunyai makna mendalam jika ditelusuri akar-akar cara berpikirnya. Bagaimana tidak, jika kita berani hidup, maka secara otomatis berani merasakan apapun yang dirasakan oleh perasaan kita. Merasakan bahagia jika merasa senang, nyaman, tercukupi, dan lain sebagainya. Namun, sebaliknya merasa susah jika perasaannya merasa jengkel, dikecewakan, keinginannya tidak terpenuhi, kecewa, dan lain sebagainya. Semua perasaan yang telah tersebut dapat berkecamuk maupun menggelora jika sulut oleh keadaan yang melingkupinya. Bukan merasakan perasaan tersebut tidak penting, tapi yang terpenting adalah bagaimana perasaan jengkel, kecewa dan lain sebagainya dapat nampak bahagia dibagian luarnya. Ini bukan yang sulit, tapi juga tidak mudah dilakukan.
Percakapan antara X dan Y, nampak betapa Y belum bisa menguasai berkecamuknya perasaan karena tidak sampai-sanpai pada tujuan yang diinginkan. Sedangkan X cenderung mampu mengendalikan perasaannya meskipun keduanya di tempat yang sama. Akhirnya X dapat tenang dan nyaman, sedangkan Y tetap saja dirundung kegelisahan dan merasa susah sendiri.
Berpikir logic seperti apa yang dinampakkan oleh X tentunya dapat menetralisir keadaannya. Sebaliknya cara berpikir yang dibayang-bayangi emosional akan cenderung merusak diri dan keadaannya sendiri. Jadi, yang perlu kita perhatikan dalam menghadapi keadaan yang kurang menyenangkan disekeliling kita adalah berpikir positif (positive thinking) atau dalam islam dikenal dengan istilah Husnudzon. Dengan cara berpikir seperti ini, diharapkan dapat menetralisir keadaan negatif menjadi keadaan positif.
Menurut teori pemikiran yang ada, saya menggolongkan X sebagai tipe pemikiran yang berpola pada cara pAndang ideal-totalistik. Sedangkan Y tipe pemikirannya cenderung reformistik-dekonstruktif. Cara pAndang “it” biasanya memAndang masalah secara keseluruhan komponennya tanpa bermaksud melakukan justifikasi pada bagian komponen yang ada. Seperti apa yang dilakukan X, yang pada akhirnya berpikir untuk mencapai sebuah tujuan yang jauh, maka sebelumnya mencapai tujuan-tujuan dekat terlebih dahulu. Jika tujuannya besar, maka harus mencapai tujuan-tujuan kecil terlebih dahulu. Begitu juga tujuannya jakarta, padahal masih berada di Semarang, maka yang harus di capai adalah tujuan-tujuan kecil yang bisa dipAndang nampak di depan mata kepala atau yang ada di depannya. Bukan malah memikirkan apa yang ada di jakarta. Nah tipe ini dikatakan, menurut pola pemikiran “it” sebagai berpikir logic.
Berbeda dengan tipe “rd” yang mengedepankan tujuan yang dicapai, sementara tatanan nilai sebagai lAndasan sikap dirusak olehnya. Artinya, ini sama saja dengan merusak keadaan nyata yang ada pada dirinya sendiri. Inilah bedanya dengan berpikir logic, karena “rd” cenderung berpikir sampai. Oleh karena itu, para pegiat aliran ini merasa sampai padahal tujuannnya belum tercapai sama sekali. Atau sama saja merasa sempurna padahal tidak ada indikasi kesempurnaan yang ada pada dirinya.
Kedua teori di atas, dalam tataran struktural dapat diimplementasikan pada hubungan komunikasi manusia. Karena dalam hubungan komunikasi tersebut terdapat pola-pola yang cenderung menguatkan atau bahkan melemahkan. Jika komunikasinya baik, maka ada indikasi hubungannya menguat, tapi jika komunikasinya tidak baik, maka ada indikasi hubungannya melemah. Jika Anda kurang percaya, silahkan ajak kekasih Anda untuk membicarakan soal masa depan!  Tentu saja jika dikaitkan dengan kondisi psikologi jiwa yang ada, masing-masing punya deskripsi sendiri-sendiri tentang gambaran masa depannya. Apalagi jika pasangan Anda tidak menyetujui langkah-langkah Anda, begitu juga sebaliknya pasangan Anda tidak memahami apa yang Anda inginkan, maka satu yang ada adalah konflik. Perlu peningkatan kewaspadaan tentang konflik ini karena akan mengancam eksistensi hubungan Anda.
Munculnya konflik tentu tidak lepas dari adanya kesenjangan antara keinginan dan realita yang ada. Apalagi keinginan itu masih 5 atau 10 tahun kemudian. Inilah hal-hal yang dapat memancing terjerumus pada pertikaian. Tentu hal ini sangat disayangkan terjadi karena tanpa melalui pertikaian tersebut bisa diselesaikan. Nah, dalam mengatasi hal ini ada beberapa trik yang harus dihindari dalam menjaga komunikasi dengan pasangan Anda supaya tidak ada istilah mengecewakan pasangan.  Agar lebih fokus, maka sebaiknya trik ini tertentu pada waktu berkencan. Alasannya karena dalam berkencanlah semua perasaan tertumpah. Selebihnya juga akan dijelaskan hal-hal yang harus dihindari dalam menjaga hubungan. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang harus dihindari dan yang harus dilakukan agar kencan Anda tidak berubah menjadi mimpi buruk. Berikut beberapa hal yang harus Anda hindari dan harus dilakukan saat berkencan.
1.      Jangan membicarakan masa lalu.
Anda dengan pasangan Anda ibarat dua sejoli yang merasa sempurna saat bersama. Maka jangan sesekali Anda menyinggung soal masa lalu, apalagi di depan mata pasangan Anda dan didengarkan langsung olehnya. Jika hanya demikian, apalagi ditambah dengan membanding-bandingkan pasangan Anda dengan mantan pacar Anda. Akibatnya, yang pertama akan membuat pasangan Anda minder dan berpikir bahwa Anda belum bisa melupakan masa lalu dengan mantan pacar Anda. Jangan biarkan masa lalu yang Anda alami menghantui pasangan Anda sendiri. Yang kedua, baik sengaja atau tidak dengan penuturan Anda yang demikian secara otomatis dapat menimbulkan tekanan pada pasangan Anda sendiri. Jika sudah tertekan, maka ekses negatif akan dikhawatirkan meluap pada diri Anda. Oleh karena itu, apapun bentuk masa lalu yang pernah alami, kuburlah dalam-dalam masa itu dan ukirlah masa baru bersama pasangan Anda yang sekarang.
2.      Hindari pertanyaan-pertanyaan yang memojokkan atau menekan
Dalam hal ini, bedakan antara kencan dengan interview mencari pekerjaan. Terkadang jika emosi tidak terkontrol, tidak peduli pasangan atau siapapun akan terlahap oleh pertanyaan-pertanyaan konyol yang ujung-ujungnya malah semakin memanaskankan keadaan bukan mencari solusi. Hal yang harus dilakukan adalah pAndai-pAndai memilih tema atau pertanyaan yang pantas untuk dibicarakan bersama dan dapat mencairkan suasana. Contoh seperti pertanyaan-pertanyaan seputar masa lalu, keluarga bahkan karir pasangan Anda akan membuat Anda menjadi seorang laki-laki/perempuan yang membosankan di mata pasangan Anda. Ini bukan berarti tidak layak membicarakan soal-soal tersebut, melainkan ada waktu-waktu khusus dan harus dipersiapkan untuk membahasnya secara tuntas. Dan pada intinya, tips ini ingin mengatakan dan memberi solusi bagaimana menjalin hubungan yang sehat tanpa ada tekanan dan pemojokan terhadap salah satu dari Anda, baik Anda sendiri maupun pasangan Anda.
3.      Jadilah diri Anda apa adanya
Tujuan tips yang ketiga ini tidak lain hanyalah ingin mengantarkanAnda pada hubungan yang sehat tanpa adanya manipulasi hubungan layaknya dalam pergulatan politik praktis yang penuh rekayasa. Dengan menjadi diri sendiri apa adanya, pasangan Anda akan dapat menilai Anda dari awal dengan paras kejujuran tanpa ada yang merasa terbohongi salah satunya, baik sikap, perkataan maupun perilaku. Dalam hal ini, tidaklah perlu bertingkah terlalu manis layaknya seorang puteri atau terlalu elitis layaknya putra mahkota atau putra walikota. Menjaga images memang hal yang baik, namun jangan sampai Anda memakai topeng selama menjalin hubungan karena justru akan mendatangkan puing-puing kehancuran di masa yang akan datang.

4.      Menarik perhatian pasangan
Dalam term ini, terkadang kata menarik perhatan sering disalah artikan dengan pemahaman yang tekstual dan kaku. Jangan Anda berpikir menarik perhatian dengan melakukan dAndan yang menor-menor yang berlebihan, atau seorang laki-laki yang berpakaian laksana seorang raja dengan jubah kebesarannya. Akan tetapi tujukkanlah bahwa Anda adalah seorang laki-laki/perempuan yang pintar dan mandiri karena hal inilah yang justru akan membuat pasangan Anda semakin tertarik.
5.      Jangan terlihat murahan di depan pasangan Anda
Jika hal itu terjadi, bisa-bisa pasangan Anda akan menilai dirinya menjadi objek pemuas libido belaka dan meninggalkannya ketika menemukan pasangan yang lebih baik. Lebih buruk lagi, pasangan Anda menceritakan ke teman-temannya seperti apa Anda sebenarnya. Nah tentunya  image buruk pun menempel pada diri Anda sendiri. Hal ini tidak perlu terjadi karena hanya salah dalam persepsi. Maka hal yang harus dilakukan adalah bersikap seperti apa dan seharusnya bersikap. Karena soal murahan atau tidak itu karena dipAndang dari sudut negatif. Mana ada sikap atau perilaku yang murah? Tentu tidak ada, karena yang ada adalah cara pAndang yang murah atau tidak berpikir mendalam.
6.      Berdebat saat berkencan
Berkencan dengan pasangan bukan tempatnya untuk berdebat. Jika ingin berdebat sekalian saja di ruang diskusi, Anda menjadi penuntut umum dan pasangan Anda menjadi terdakwa. Atau sebaliknya, Anda menjadi terdakwa dan pasangan Anda menjadi penuntut umumnya. Nah, yang saya ingin utarakan mengapa jika ada suatu masalah bisa diselesaikan dengan kepala dingin kok dibuat berdebat? Intinya, janganlah terlalu memaksakan kehendak atau ngotot mempertahankan argumen. Laki-laki perlahan-lahan akan mundur jika mengetahui pasangannya adalah orang yang keras kepala. Atau bahkan seorang perempuan juga akan bosan jika pasangannya ternyata adalah si raja tega. Jika Anda tipikal orang yang keras kepala, hindari bincang-bincang yang menyebabkan menegangnya suasana. Alihkan pembicaraan ke hal ringan lainnya untuk menetralisir suasana. Tidak ada manusia yang sempurna, satu sifat hanya menjadi rintangan yang mudah diatasi jika dapat diselesaikan dengan kepala dingin. Jika dengan kepala dingin tidak selesai, maka bisa saja diselesaikan di pengadilan, Anda menjadi penuntut dan pasangan Anda terdakwanya.
Begitu pula saat menjalani hubungan, banyak sekali hal-hal yang harus dihindari dalam manjaga hubungan supaya hubungan tetap terjaga. Seperti yang saya sendiri rasakan hikmahnya dari mulai membina hubungan dengan pasangan saya. Oleh karena itu, di antara pengalaman tersebut adalah :
1.   Tidak Menampakkan Diri.
Tidak menampakkan diri sepertinya sangat sederhana sekali, tapi menurut saya hal ini memilik efek yang sangat besar untuk pasangan dalam meraih kesuksesan dalam hubungan. Karena maksud dari menampakkan diri disini, menurut saya, adalah sebagai berikut.
Contoh ;
a.   Dalam hal Kesehatan
Jika ingin memperbaiki diri dalam hal kesehatan, maka salah satu hal terpenting adalah olah raga. Cara sederhana seperti lari pagi, atau datang ketempat kebugaran secara rutin. Mungkin saat ini cuaca sedang tidak mendukung untuk melakukan aktifitas seperti lari pagi atau pergi ketempat kebugaran, tetapi jika kita tetap melakukan kegiatan tersebut dengan tidak mempedulikan faktor cuaca dan lainnya. Maka kita telah berhasil memperkuat mental kita, dari pada hanya duduk diam disofa sambil nonton tv. Artinya, dalam menjaga hubungan jangan sampai cenderung sentralistik dalam mengambil keputusan. Jika kebaikan untuk bersama-sama, mengapa diputuskan secara sepihak. Oleh karena itu, tidak menampakkan diri di sini bisa diartikan dengan menghormati keputusan pasangan dalam hal kesehatan bersama.

b.   Dalam hal karir/pekerjaan
Hal ini tentunya kita semua sudah mengerti, seperti datang kekantor, toko, dsb setiap hari kerja adalah suatu keharusan. Apa jadinya jika kita tidak datang, yang terjadi tentunya karir/pekerjaan kita akan terhambat hanya oleh hal sederhana seperti ini. Bagaimana jadinya nanti jika ada pasangan Anda mempunyai bakat menjadi pemain sepak bola, namun gara-gara Anda sendiri dulu punya pengalaman buruk pernah terkena bola sampai pingsan kemudian dengan kejadian tersebut Anda melarang pasangan Anda menjadi pemain bola? Apakah Anda sendiri bahagia melihat pasangan Anda bakatnya tidak tersalurkan? Jika demikian, yang terjadi adalah munculnya menang-kalah. Siapa yang mempau mengusai, dialah yang menang, dan siapa yang dikuasai. Dialah yang kalah. Oleh karena itu, dalam hal karir sebaiknya tetap melaui pembahasan bersama, mana sebaiknya yang harus dilakukan dan mana sebaiknya yang harus dihindari. Tentunya ini juga untuk kebaikan bersama.
c.    Dalam hal komunikasi
Nyaman ayau tidaknya sebuah hubungan, harmonis atau tidaknya sebuah perjalanan hidup bersama, itu tidak lain disebabkan oleh komunikasi yang terjalin. Jika dalam menjalin komunikasi, muncul kecenderungan untuk mempengaruhi pasangan dengan gaya bahasa persuasi dengan tujuan supaya mau mengikuti keinginan Anda, maka dikhawatirkan akan timbul kesenjangan yang berakar pada egoistik. Dalam banyak pengalaman orang menunjukkan lemahnya komunikasi mengakibatkan putus hubungan di tengah jalan. Oleh karena itu, komunikasi yang terbangun harus sudah benar-benar dirancang sedemikian matang diharapkan akan datang memberikan kesan kenyamanan pada pasangan Anda.
2.      Menunda-nunda pekerjaan
Pekerjaan menjadi sesuatu yang penting dalam membina sebuah hubungan. Oleh karena sangat pentingnya ini, Anda di tuntut harus agresif dan produktif dalam menghadapi dan menyelesaikan sebuah pekerjaan yang ada di depan Anda. Dalam hal ini, terkadang ada tipycal pasangan yang tidak suka pekerjaan Anda di tunda-tunda. Seperti pasangan saya sendiri, hal apapun harus dikerjakan secara sistematis dan efektif. Dengan alasan ini, pasangan saya tersebut bisa dipastikan memarahi saya kalau tahu kerjaan saya tunda-tunda. Nah, sekarang Anda sendiri yang menentukan, pekerjaan Anda mau cepat  selesai atau tertunda dan tertumpuk oleh pekerjaan yang lain, begitu seterusnya. Karena inilah, saya bersyukur punya pasangan yang tidak suka menunda-nunda pekerjaan.
Secara teoritis, ada dua hal yang sering kita alami, saat memutuskan untuk menunda pekerjaan, yaitu :
Pertama, Kita memiliki pekerjaan yang sangat banyak alias menumpuk. Kalau yang ini Anda lakukan, maka apa yang akan terjadi? Justru yang akan terjadi adalah kita akan bingung dalam memilih pekerjaan mana dulu yang harus kita kerjakan/prioritaskan. Akhirnya kita tidak mengerjakan apa-apa.
Kedua, Kebalikan dari pekerjaan yang pertama kita dihadapkan pada situasi dengan pekerjaan yang sedikit/sederhana/mudah, maka kebanyakan dari kita akan menunda pekerjaan tersebut. Akhirnya apa? ya sama, akhirnya kita tidak mengerjakan apa-apa.
Jika kita berpikir "Ah, hanya pekerjaan ringan/sederhana/mudah ini, sebentar juga selesai, jadi nanti aja ah... mau santai dulu". Coba jika kita berpikir bagaimana jika kita tiba-tiba dapat tugas/pekerjaan baru sementara pekerjaan/tugas yang lama belum diselesaikan? Jika tidak langsung mengerjakan tugas yang kita anggap sederhana pun jika ditambah terus menerus maka akan kembali ke hal yang Pertama.
Terlepas dari kondisi apapun, ada beberapa cara yang biasa di terapkan :
1)      Buat rencana pekerjaan/aktifitas Anda. Mulai dari bangun tidur sampai menjelang tidur.
2)      Lakukan tugas terberat sampai teringan terlebih dahulu agar tidak mengganggu waktu istirahat kita.
3)     Jangan pernah menunda pekerjaan seringan/sederhana/semudah apapun. Saat kita bisa dan ada waktu saya lakukan sekarang.
3.      Melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak begitu penting
Kebiasaan lainnya selain menunda pekerjaan adalah melakukan/menyibukan diri pada hal-hal yang tidak begitu penting. Untuk menghindari hal-hal seperti ini, biasanya saya sendiri mencoba menuliskan 3 hal penting yang harus saya lakukan setiap hari, entah itu diatas kertas atau yang lainnya. Secara urut, biasanya saya akan memulai mengerjakannya dari urutan teratas. Meskipun pada akhirnya saya hanya sanggup menyelesaikan 1 pekerjaan saja, namun setidaknya saya telah melakukan hal yang terpenting, yang perlu saya lakukan pada hari tersebut.
Oleh karena itu, apapun cara yang akan Anda gunakan dalam mengatur pekerjaan, prioritas utama tetaplah menemukan hal-hal terpenting yang perlu kita lakukan setiap harinya. Teknik ini juga merupakan bagian dari manajemen waktu yang efektif, sehingga kita tidak menghabiskan hari-hari kita dengan melakukan hal-hal yang tidak penting. Menyelesaikan suatu pekerjaan dengan cepat tetap tidak akan berarti jika kita hanya melakukan hal yang tidak penting.
Mungkin saja hal ini akan lebih mudah kita membuat contoh. Misalnya, Anda seorang Manajer sebuah lembaga pendidikan bimbingan belajar terkemuda di Semarang. Suatu ketika ada salah satu tentor yang melakukan kesalahan sehingga kepercayaan dari pelanggan menuruun. Mana yang sekiranya akan Anda pilih :
1. Anda akan memarahi tentor Anda karena tidak berjiwa loyal dan kurang memaknai komitmen serta tanggung jawabnya.
2. Anda terus mencari-cari kesalahan dari tentor Anda.
3. Anda bersama tentor Anda akan memperbaiki kembali manajemen yang kacau tersebut.
4. Anda akan mencari solusi/menganalisa agar kejadian tersebut tidak terulang kembali.
Dari contoh di atas, mudah-mudahan Anda akan paham akan maksud dan tujuan antara pekerjaan yang penting dan tidak penting. Mana yang didahulukan dan mana yang tidak dikerjakan.
4.       Berpikir terlalu lama
Orang yang berpikir terlalu lama, otomatis akan membuatnya kurang dalam mengambil tindakan/keputusan. Terjebak dalam analisa yang berlebihan dapat membuang waktu-waktu berharga dalam hidup kita. Tidak ada yang salah dengan berpikir sebelum melakukan tindakan, bahkan sangat diperlukan hal semacam itu. Melakukan penelitian, membuat rencana, menggali potensi-potensi keuntungan dan akibat yang akan terjadi serta masalah-masalah di luar tersebut  yang mungkin saja terjadi.
Namun berpikir, berpikir dan terus berpikir adalah cara lain mensia-siakan hidup (sama halnya dengan hal ketiga diatas). Kita tidak perlu menganalisa semua hal dari setiap sudut. Kita tidak bisa menunggu waktu yang betul-betul tepat untuk menjalankan aksi kita. Percayalah waktu tersebut tidak akan datang. Kita juga tidak perlu merisaukan bagaimana jika kegagalan menghampiri Kita. Kegagalan adalah sebuah hal yang baik untuk terus memperbaiki diri kita dalam segala hal. Hal yang terpenting adalah kita tidak mengulangi kegagalan tersebut, dan tidak putus asa untuk terus mencoba memperbaiki kesalahan dengan melihat kegagalan yang pernah kita alami.
Thomas Alfa Edison saja tidak dengan sekejap mata berhasil membuat sebuah lampu pijar, berapa ratus kali Dia mengalami kegagalan, tetapi pada akhirnya dia berhasil menciptakan sebuah lampu pijar yang sangat bermanfaat pada kehidupan kita saat ini. Apalagi Thomas, saya sendiri saja juga merasakan seperti itu. Jika daya berpikirnya terlalu akan muncul ekses apa yang akan dilakukan terhenti. Bimbingan belajar yang saya kelola ini sebenarnya sudah lama saya pikirkan, namun sedikit demi sedikit saya berpikir akan komponen dan manajemennya, mulai dari kantor, admiinistrasi, dan lain sebagainya. Namun, berjalannya waktu ternyata ada kendala soal dana yang tak  terus semakin lama semakin menipis. Akhirnya bimbelnya pun belum terlaksana.  Sampai akhirnya saya sadar, dan ini berkat pasangan saya yang terus memotivasi saya dan dia sendiri juga ikut andil di dalamnya, akhirnya terealisasi juga bimbel itu meskipun masih sederhana. Pelajaran yang dapat saya ambil dari pengalaman tersebutadalah jika kita tetap berpikir dan terus berpikir semakin dalam, maka kita akan semakin sulit untuk mengambil tindakan.
5.      Melihat sisi negatif dari setiap hal
Jika kita hanya melihat segala sesuatunya dari sisi negatif, maka sebetulnya kita telah menjatuhkan motivasi kita sendiri. Kita menemukan kekurangan di mana-mana, masalah di mana-mana yang mungkin sebenarnya hal tersebut tidak benar-benar ada.
Contohnya ketika kita mencari alasan untuk tidak melakukan sesuatu. Saya yakin dari sudut yang negatif kita setidaknya akan menemukan 3 sampai 10 alasan untuk tidak melakukan sesuatu.
Contoh lainnya ketika kita mencari seseorang yang mau di ajak curhat mendengarkan keluh kesah kita. Sebenarnya tidak ada yang mau mendengarkan keluhan-keluhan yang kita ceritakan. Mulai dari kehidupan dalam keluarga (misalnya : dianggap remeh oleh keluarga, dll), pekerjaan (misalnya : atasan yang menyebalkan, pekerjaan yang menumpuk, dll), percintaan (misalnya : diputus pacar, pacar selingkuh, dll).
Ketahuilah bahwa kita akan menciptakan dimana hidup kita sesuai dengan apa yang kita pikirkan dan bagaimana cara kita dalam memAndang suatu masalah. Jika kita terus memAndang bahwa kehidupan kita begitu menjemukan maka kita akan memiliki kehidupan yang benar-benar begitu menjemukan.
Dalam sebuah buku saya membaca : Apa yang kamu pikirkan, maka itulah yang akan kita dapatkan nantinya. Sebaiknya kita membuat sebuah pemikiran yang baik dalam kehidupan kita saat ini, maupun masa depan kita nanti.
- Berdoalah sesuai dengan kepercayaan kita masing-masing.
- Bersyukurlah atas apa yang kita miliki saat ini.
- Berpikirlah apa yang ingin kita capai sekarang, esok, atau lusa nanti.
- Berani membuat mimpi dan cita-cita yang bagus.
- Rasakan apa yang kita inginkan telah tercapai dalam benak kita.
- Menentukan impian kita dengan jelas.
- Uji Impian kita menurut kadar kemampuan kita masing-masing.
- Gunakan alat ukur, sudah sejauh mana kita melakukan hal-hal untuk menggapai tujuan kita.
- Spesifikasikan tujuan/impian kita agar terasa lebih ringan.
- Lihat berbagai kemungkinan yang akan kita rasakan,dll.
-Buatlah sebuah grafik/peta perjalanan kita menuju impian yang ingin kita capai.
-Temukan cara-cara baru yang mudah/sederhana dan menyenangkan untuk menggapai impian kita.
- Fokus : Fokuskanlah seluruh pikiran dan tindakan nyata untuk mencapai tujuan kita.
- Selesaikan sesuai rencana.
-Jika sudah tercapai, cobalah buat lagi impian yang lebih besar dari sebelumnya.
Yang seharusnya kita lakukan adalah kita menantang pada diri kita sendiri untuk selalu berpikir positif dalam jangka waktu yaitu selama 24 Jam, Seminggu, Sebulan, Setahun, Seumur hidup kita. Lihatlah nanti hasil luar biasa yang akan kita dapatkan.
6.      Keras kepala pada pendirian kita dan menolak pendapat orang lain
Memang bukan hal yang mudah untuk mengakui atau berjiwa besar untuk menerima sebuah pendapat dari orang lain. Tetapi hal tersebut bukan pilihan yang terbaik. Sehingga pada akhirnya kita tetap ngotot dan mempertahankan pemikiran kita dan menutup atau tidak membiarkan pendapat orang lain masuk kedalam diri kita. Hal ini akan sulit bagi kita untuk menjadi pribadi yang lebih efektif. Manusia memiliki batas-batas kemampuan. Contoh sederhana : Jika kita memiliki sakit lalu berobat kerumah sakit, dan diberikan saran oleh dokter agar kita meminum obat sehari 3X. Tetapi kita tidak mau menerima saran tersebut, apa yang akan terjadi maka sakit kita akan lama sembuhnya, bahkan bisa tambah parah nantinya. Kita harus lebih terbuka dalam menyikapi hal-hal tersebut. Kita harus dapat menerima pelajaran atas kesalahan kita sendiri atau kesalahan orang lain.
7.      Membiarkan informasi membanjiri pikiran/otak kita
Kebalikan dari point sebelumnya hal ini adalah jangan sampai kita membiarkan semua informasi membanjiri pikiran/otak kita, tanpa menyaringnya terlebih dahulu. Jika kita berpikir seperti ini maka kita akan sulit untuk berpikir secara jernih. Seperti halnya teh tubruk saya jika tidak disaring maka akan terlihat tidak sejernih apabila kita menyaringnya terlebih dahulu.
Beberapa kondisi yang menyebabkan hal seperti ini terjadi, diantaranya adalah Kebanyakan informasi yang kita terima adalah negatif. Media dan lingkungan disekitar kita pun dapat berperan dalam memberikan informasi terhadap diri kita. Seperti Gosip-gosip yang tidak jelas, Penipuan, perampokan, korupsi, dll. Jika kita tidak selektif dalam memilih dan menyaring berita yang akan masuk kedalam otak kita, maka kita pun lambat laun akan ikut terbawa pada hal yang tidak baik tersebut.
Contoh Cerita sederhana : Sebelumnya A adalah orang yang selalu ramah, baik hati, tidak pernah marah, tidak pernah mengeluh. Tetapi setelah si A bekerja dan mendapatkan atasan yang selalu marah-marah, maka yang terjadi jika kita tidak menyaring informasi secara positif adalah si A secara tidak dia sadari, kelakuannya akan ikut terbawa (sama) seperti atasan yang sering marah tersebut.
Jika kita tidak selektif dalam memilih/menyaring informasi/kejadian yang kita alami maka lambat laun kita pun akan terbawa kepada hal-hal yang negatif tersebut. Dan jika kita terus menerus membiarkan informasi-informasi yang tidak penting seperti itu terus membanjiri otak kita, maka hasil yang akan kita dapat hanyalah STRESS.
Untuk itu kembali lagi saya ingatkan untuk terus mencoba berpikiran secara positif dalam kondisi apapun. Selalu berdoa dan berbagi dengan sesama. (berbagi dengan sesama bagi mereka yang membutuhkan akan selalu menimbulkan pikiran yang positif), dan juga bersahabat dengan alam. (Menjaga kelestarian lingkungan, selalu membersihkan kotoran apapun di sekitar kita, dll)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar