Unggul dalam Mutu Berdaya Kompetitif

Unggul dalam Mutu Berdaya Kompetitif
LOGO KSC

Kamis, 03 Februari 2011

Pribadi Yang Terbelah


Kita belum sadar, atau mungkin tidak menyadarinya bahwa perkembangan zaman tidak bisa dielakkan. Dulu, para mahasiswa prihatin melihat kenyataan sosialnya. Kebrobokan, pelanggaran hukum dan hak asasi manusia menjadi isu sentral pembangkit semangat generasi muda kala itu. Dengan tekad yang bulat, mahasiswa  menuntut penuntasan dosa sejarah rezim orde baru (orba). Hingga digulirkannya reformasi (1998) yang menjadi puncak pergerakan mereka.
            Kini, mahasiswa sudah merasakan enaknya. Banyak waktu yang digunakan untuk tidur, terkadang bangun melihat kondisi yang mereka anggap sudah adem, ayem, guyub, rukun, lalu tidur lagi.  Mereka lupa akan ukiran sejarah berharga itu. Lupa akan kekejaman penguasa orba yang mengeksploitasi sumber daya alam negara. Lupa akan gerakan “kemuakan publik” terhadap pemerintahan yang koruptif dan zalim. Bahkan dirinya yang pernah diakui sebagai agen perubahan turut dilupakan. Apa yang terjadi padamu wahai mahasiswa?
            Perkembangan zaman, yang banyak orang  mengatakannya sebagai era globalisasi, telah membutakan mata dan pikiran mereka. Teknologi telah menyulap mereka menjadi pribadi yang konsumtif yang apatis terhadap kegiatan yang bersifat sosial kemasyarakatan. Jika hal ini tidak segera di adakan refleksi kritis maka jangan harap harap ada perubahan, melainkan kekacauan dan keruwetan ideologi. Dimana menurut Effendi Ghazali dinyatakan sebagai kepribadian yang terbelah. Artinya mahasiswa dikagumi secara historis sekaligus dihina dengan tindak keradikalannya.
             Jadi, perubahan macam apa yang hendak diwujudkan? Usul saya, tidak lain adalah perubahan yang semakin menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Sadarkah anda bahwa sekarang ini nilai kemanusiaan bergeser pada paradigma materialistik. Bagaimana tidak, kemiskinan masih bergentayangan di masyarakat kita, korupsi yang semakin merajalela, tindak pemerkosaan yang semakin mewabah, aksi terorisme, dan lain sebagainya. Ini saja sudah menunjukkan menipisnya nilai humanis.
            Banyak kegiatan yang dapat diwujudkan untuk merubah hal-hal di atas tergantung kompetensi dan kredibilitas mahasiswa. Bisa secara individu maupun lembaga/instansi. Sekarang, sudah saatnya mahasiswa bangkit dari tidur panjangnya. Susun formasi, atur strategi, dan lakukan perubahan sekarang juga!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar